tirto.id - Berdasar laporan Credit Suisse, kekayaan rata-rata orang dewasa (di atas 20 tahun) paling tinggi di seluruh negara Asean terdapat di Singapura. Rata-rata orang dewasa di Singapura memiliki kekayaan sebesar $276.885. Sedangkan Indonesia menempati posisi ke-4 dengan kekayaaan rata-rata mencapai $10.772. Sedangkan orang dewasa di ASEAN yang memiliki kekayaan paling rendah di Myanmar yang hanya mencapai $2221.
Rendahnya simpanan kekayaan masyarakat Myanmar dibandingkan negara ASEAN lainnya tak lepas dari upah minimum di Myanmar yang juga paling di Asean. Di Myanmar, upah minimum bulanan pada 2016 sebesar $79,80. Bandingkan dengan Laos yang memiliki upah minimum $113,32. Dengan upah minimum itulah kekayaan rata-rata orang dewasa di Laos bisa mencapai sebesar $6.687 per orang dewasa, lebih dari tiga kali lipat dibandingkan Myanmar.
Studi Credit Suisse tersebut juga memperlihatkan ketimpangan kekayaan di negara-negara Asean. Secara umum, kepemilikan kekayaan oleh orang dewasa di negara Asean masih belum merata. Hal ini terlihat dari nilai indeks gini yang masih berada lebih dari 50% dan mendekati 100%.
Brunei merupakan negara ASEAN yang lebih merata kepemilikan kekayaannya. Hal ini ditunjukan dengan indeks gini Brunei yang mencapai 68%. Sedangkan Thailand merupakan negara yang paling tinggi ketimpangan kepemilikan kekayaannya. Indonesia sendiri menempati peringkat kedua sebagai negara yang memiliki ketimpangan kepemilikan kekayaan di Asean.
Ketimpangan kepemilikan kekayaan di Indonesia tak lepas dari sebaran nilai kekayaan masyarakat. Proporsi masyarakat Indonesia yang memiliki kekayaan kurang dari $10.000 mencapai 84,30%, sedangkan yang memiliki kekayaan lebih dari $1 juta hanya 0,1%.
Ketimpangan kekayaan ini juga tak lepas dari rentang upah minimum di Indonesia yang dapat menjadi indikator proporsi tabungan dan investasi. Rentang upah di Indonesia pada 2016 dimulai dari $85,56 hingga $230,64. Rentang yang sangat jauh ini menjadi tolak ukur nilai tabungan/investasi yang sangat beragam di Indonesia.
Berbeda dengan Brunei, mayoritas kekayaan yang dimiliki oleh masyarakat dewasanya berada di kisaran nilai $10.000-100.000. Masyarakat yang memiliki kekayaan kurang dari $10.000 hanya 35% dan pemilik kekayaan lebih dari $1 juta sebesar 0,3%. Sebaran yang memusat di tengah inilah yang membuat proporsi pemilik kekayaan di Brunei lebih merata dibandingkan negara lainnya.
Baca juga artikel terkait
PEMERATAAN atau tulisan menarik lainnya
Dinda Purnamasari
Belum ada tanggapan untuk "Ketimpangan Kekayaan di Asean, Indonesia Nomor Dua Ketimpangan Kekayaan di Asean, Indonesia Nomor Dua Potret kemiskinan di Jakarta."
Post a Comment